Menumbuhkan Tanggung Jawab Sejak Lajang
Menumbuhkan Tanggung Jawab Sejak Lajang
Tanggung jawab adalah pondasi utama dalam kehidupan pernikahan. Seorang pria yang tidak terbiasa memikul tanggung jawab sejak lajang akan kesulitan menjalani perannya sebagai suami dan ayah. Maka sebelum memasuki gerbang rumah tangga, para calon suami perlu membentuk karakter tanggung jawab sedini mungkin.
Menumbuhkan tanggung jawab tidak terjadi secara tiba-tiba saat ijab kabul diucapkan. Ia adalah hasil dari proses panjang: bagaimana seorang pria mengelola hidupnya, menghadapi masalah, mengambil keputusan, dan menyelesaikan amanah yang dipercayakan kepadanya.
Dalam bab ini, kita akan mempelajari mengapa tanggung jawab harus dimulai sejak lajang, apa saja bentuk tanggung jawab yang bisa dilatih, dan bagaimana mengasahnya agar siap menjadi pemimpin keluarga.
1. Apa Itu Tanggung Jawab?
Tanggung jawab adalah kesiapan seseorang untuk menerima akibat dari perbuatannya dan berani menyelesaikan amanah yang diberikan kepadanya. Dalam Islam, tanggung jawab (amanah) adalah ciri utama orang beriman:
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, lalu semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia." (QS. Al-Ahzab: 72)
Seorang laki-laki yang bertanggung jawab adalah:
- Konsisten dalam ucapan dan perbuatan
- Menepati janji dan menyelesaikan tugas
- Tidak menyalahkan orang lain saat gagal
- Tidak lari dari masalah
- Siap menghadapi konsekuensi dari keputusannya
2. Mengapa Harus Dimulai Sejak Lajang?
Menjadi suami adalah tanggung jawab besar. Tapi tidak mungkin seseorang tiba-tiba mampu menanggung beban rumah tangga kalau sebelumnya belum terbiasa mengurus dirinya sendiri.
Sejak lajang, seorang pria harus belajar:
- Mengelola hidup tanpa bergantung pada orang tua
- Mengatur waktu, uang, dan energi secara bijak
- Membantu keluarga dalam urusan rumah
- Menyelesaikan masalah pribadi tanpa drama
Jika sejak muda kamu sudah melatih tanggung jawab, maka ketika menikah kamu tidak kaget menghadapi beban baru. Justru kamu siap menyambutnya dengan kesiapan lahir dan batin.
3. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab yang Bisa Dilatih Sejak Lajang
a. Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
- Menjaga kesehatan jasmani dan rohani
- Menyusun rencana hidup (visi dan misi pribadi)
- Menjauhi pergaulan yang merusak
- Mengatur pola makan, tidur, dan aktivitas secara teratur
b. Tanggung Jawab Finansial
- Mencari penghasilan sendiri meskipun kecil
- Tidak bergantung sepenuhnya pada orang tua
- Belajar menabung dan mengatur keuangan
- Tidak berutang untuk hal konsumtif
c. Tanggung Jawab Sosial dan Keluarga
- Membantu orang tua di rumah
- Menjaga adik atau saudara
- Aktif dalam kegiatan sosial atau kemasyarakatan
- Menjadi pendengar dan penengah dalam konflik
d. Tanggung Jawab Ibadah dan Spiritualitas
- Menunaikan shalat tepat waktu
- Belajar ilmu agama secara rutin
- Berpuasa sunnah, berdzikir, dan menjaga akhlak
- Menjadi contoh yang baik di lingkungan sekitar
4. Tanda Pria yang Belum Tumbuh Tanggung Jawabnya
- Bangun siang, malas bergerak, dan tidak punya rutinitas
- Boros dan tidak peduli masa depan
- Gampang menyalahkan orang lain saat ada masalah
- Tidak menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan sungguh-sungguh
- Hanya mau senangnya saja, tapi menghindar saat sulit
Jika kamu masih mengalami ini, jangan berkecil hati. Justru sekaranglah waktu terbaik untuk berubah. Jangan tunggu sampai menikah, karena beban akan lebih besar dan kamu bisa menyakiti pasangan jika belum siap secara tanggung jawab.
5. Cara Menumbuhkan Tanggung Jawab Sejak Lajang
a. Buat Jadwal Harian dan Disiplin Menjalankannya
Mulai dari bangun tidur tepat waktu, shalat di awal waktu, hingga mengatur aktivitas harian secara produktif.
b. Ambil Amanah Kecil dan Selesaikan
Misalnya bantu keuangan keluarga, pegang tanggung jawab dalam organisasi, atau jadi pengelola kegiatan komunitas.
c. Evaluasi Diri Setiap Pekan
Tanya diri sendiri: "Apa yang sudah aku lakukan minggu ini? Apakah aku menjalani hidupku dengan sungguh-sungguh?"
d. Belajar dari Kesalahan
Jangan malu gagal. Tapi jangan ulangi kesalahan yang sama. Ambil pelajaran dan bangkit lagi.
e. Punya Mentor atau Orang Tua yang Membimbing
Sering diskusi dan minta nasihat dari ayah, ustadz, atau orang yang kamu hormati.
6. Tanggung Jawab Itu Membebaskan
Sebagian orang mengira tanggung jawab itu membebani. Padahal justru sebaliknya: tanggung jawab itu membebaskan. Karena orang yang bertanggung jawab tidak hidup dalam ketergantungan. Ia punya kendali atas hidupnya. Ia tahu arah dan tujuan. Ia disegani dan dipercaya.
Jika kamu ingin dihormati sebagai suami kelak, maka mulailah menjadi pria yang bertanggung jawab hari ini.
Penutup: Bekal Suami Terbaik Dimulai dari Lajang yang Bertanggung Jawab
Istri bukan tempat pelarian. Anak bukan alat hiburan. Rumah tangga bukan sekadar tempat istirahat. Semua itu adalah amanah yang harus kamu rawat dengan penuh tanggung jawab.
Dan semua itu tidak bisa dilakukan oleh pria yang selama lajang hidup seenaknya, tak terlatih dalam menyelesaikan masalah, dan hanya mengandalkan bantuan orang lain.
Kita sedang menyiapkan diri untuk menjadi pemimpin keluarga. Dan pemimpin sejati, adalah mereka yang telah terlatih bertanggung jawab bahkan sebelum diberi jabatan.
Mari kita bentuk karakter itu dari sekarang. Karena suami yang hebat bukanlah yang tampan atau kaya, tapi yang paling bertanggung jawab.
Tim Kelas Bimbingan Calon Suami Terbaik – Kitanikah.co.id
Tidak ada komentar saat ini.