Jangan Cari yang Sempurna, Tapi Siapkan Diri untuk Layak Dicintai
Jangan Cari yang Sempurna, Tapi Siapkan Diri untuk Layak Dicintai
Setiap pria menginginkan pasangan yang ideal: cantik, salihah, lembut, penyabar, pengertian, dan mampu mencintai tanpa syarat. Tapi kenyataannya, tidak ada manusia yang benar-benar sempurna. Dan kenyataan yang lebih penting dari itu: cinta yang sehat bukan soal menemukan orang sempurna, tapi tentang dua orang yang mau saling menyiapkan diri untuk saling mencintai dalam kekurangan.
Dalam kelas ini, kita akan belajar bahwa fokus utama seorang calon suami bukanlah terus-menerus mencari wanita yang paling sempurna, tapi lebih kepada bagaimana menyiapkan diri menjadi pria yang layak dicintai oleh wanita baik. Karena wanita baik, apalagi yang salihah, tidak akan tertarik pada pria yang hanya pandai menuntut tapi tidak mau memperbaiki diri.
1. Mencari yang Sempurna, Jalan Menuju Kekecewaan
Banyak pria gagal membina hubungan karena terlalu sibuk mencari sosok wanita ideal yang "sempurna":
- Harus cantik luar dalam
- Harus salihah, tidak punya masa lalu
- Harus cerdas, tapi tidak membantah
- Harus lembut, tapi tetap kuat
Padahal, wanita bukan robot. Mereka manusia. Penuh proses. Penuh perjuangan. Jika kamu ingin istri salihah, tapi kamu sendiri masih malas shalat, masih kasar bicara, masih egois dan menuntut, maka kamu sedang membangun harapan tanpa fondasi.
2. Cinta Tidak Butuh Kesempurnaan, Tapi Kesiapan
Yang membuat hubungan bertahan bukan kesempurnaan pasangan, tapi kesiapan masing-masing untuk:
- Saling menerima dan menguatkan
- Saling belajar dan memperbaiki
- Saling mendengar dan menyesuaikan
Kesiapan ini dimulai dari diri sendiri. Jika kamu ingin dicintai secara tulus, maka cintai dirimu dengan cara memperbaikinya. Jika kamu ingin dihormati, maka bangunlah sikap yang penuh hormat terhadap orang lain.
3. Karakter Pria yang Layak Dicintai Wanita Salihah
a. Bertanggung Jawab
Bisa dipercaya. Tidak lari saat masalah datang. Konsisten dengan komitmen.
b. Rendah Hati dan Terbuka
Mau mendengar masukan. Tidak merasa paling benar. Siap belajar.
c. Menjaga Diri
Tidak mengumbar pandangan. Menjaga kehormatan. Tidak genit atau plin-plan.
d. Tangguh Tapi Lembut
Bisa diandalkan saat susah, tapi tidak keras kepala saat berbeda pendapat.
e. Tulus dan Konsisten
Apa yang diucapkan sejalan dengan yang dilakukan.
4. Cermin Diri: Apakah Aku Layak Dicintai?
Ajukan pertanyaan berikut:
- Apakah aku tipe pria yang bisa diajak bicara tanpa takut dimarahi?
- Apakah aku tipe pria yang tidak menghakimi masa lalu seseorang?
- Apakah aku menunjukkan kematangan dalam menyelesaikan masalah?
- Apakah aku punya arah hidup yang jelas?
- Apakah aku sudah menyelesaikan luka dan kekacauan dalam diriku?
Jika jawabannya belum, bukan berarti tidak layak. Tapi artinya kamu perlu bekerja lebih dalam menata diri.
5. Fokus Memantaskan Diri daripada Mengejar Citra Pasangan Ideal
a. Tingkatkan Kualitas Pribadi
Daripada menghabiskan waktu menilai profil wanita di media sosial, gunakan waktu untuk memperbaiki diri: fisik, spiritual, emosional, intelektual.
b. Perbaiki Relasi dengan Orang Terdekat
Relasi kita dengan orang tua, teman, dan saudara mencerminkan karakter kita. Wanita yang baik akan melihat ini.
c. Bersihkan Niat
Bukan hanya ingin menikah karena nafsu atau kesepian. Tapi karena ingin beribadah, berjuang, dan tumbuh bersama.
6. Wanita Baik Tidak Butuh Pria Hebat, Tapi Pria yang Mau Berjuang
Jangan takut jika kamu belum punya semua yang wanita idamkan. Selama kamu punya semangat bertumbuh, wanita yang salihah akan menghargainya.
Ingat, wanita yang salihah tidak mencari pria paling kaya, paling ganteng, atau paling populer. Tapi pria yang paling:
- Tulus
- Bertanggung jawab
- Mau belajar
- Bisa dipercaya
7. Ubah Standar dari "Aku Ingin" Menjadi "Aku Menjadi"
Daripada terus berkata:
- Aku ingin istri yang sabar
- Aku ingin istri yang cerdas
- Aku ingin istri yang bisa taat
Ubahlah menjadi:
- Aku menjadi suami yang tidak mudah marah
- Aku menjadi suami yang membangun dialog sehat
- Aku menjadi suami yang menuntun istri dalam taat
8. Doa-Doa Untuk Memantaskan Diri
"Ya Allah, jangan beri aku pasangan yang aku inginkan. Tapi berikanlah aku pasangan yang aku butuhkan, yang dengannya aku menjadi hamba-Mu yang lebih baik."
"Ya Allah, bersihkan hatiku dari sombong dan merasa layak. Didik aku untuk menjadi laki-laki yang bertanggung jawab, jujur, sabar, dan siap mencintai dengan cara yang benar."
9. Kisah Nyata: Mereka yang Memantaskan Diri
- Seorang pemuda biasa yang bertahun-tahun memperbaiki diri akhirnya dinikahkan dengan wanita salihah yang menjadi partner bisnis dan dakwah
- Seorang pria mantan pecandu berubah karena tekad untuk memantaskan diri, hingga Allah pertemukan dia dengan istri yang sabar dan penuh cinta
Kunci mereka: bukan menuntut pasangan sempurna, tapi membangun diri dengan kesungguhan.
10. Penutup: Jika Ingin Diterima, Belajarlah Menerima
Mulailah dari menerima bahwa kamu punya kekurangan. Menerima bahwa pasanganmu kelak pun begitu. Menerima bahwa cinta tidak selalu indah, tapi bisa menjadi indah jika dijalani dengan niat dan persiapan.
Jangan kejar sosok sempurna. Karena yang kamu kejar belum tentu butuh kamu. Tapi jadilah pribadi terbaikmu, karena itu akan menarik yang terbaik pula untukmu.
Cinta yang sehat dimulai dari cinta yang lurus kepada Allah, dan cinta kepada diri sendiri dengan cara yang benar: memperbaikinya.
Tim Kelas Bimbingan Calon Suami Terbaik – Kitanikah.co.id
Tidak ada komentar saat ini.