Skip ke Konten

Adab dan Etika dalam Ta’aruf serta Perkenalan Keluarga

Adab dan Etika dalam Ta’aruf serta Perkenalan Keluarga 

Pengantar

Ta’aruf bukan sekadar perkenalan biasa. Dalam Islam, ta’aruf adalah sarana suci untuk saling mengenal antara dua calon pasangan yang berniat menikah. Karena niatnya adalah ibadah, maka setiap langkah dalam proses ta’aruf harus dilandasi dengan adab dan etika Islami agar mendapatkan ridha Allah dan keberkahan dalam rumah tangga yang akan dibangun.

Ta’aruf berbeda jauh dari pacaran. Ia bukan ruang bebas, melainkan jalur terarah yang membentengi diri dari zina dan maksiat. Maka penting bagi setiap peserta Kitanikah.co.id memahami prinsip-prinsip adab ta’aruf agar tidak tergelincir dalam kebiasaan yang justru menjauhkan dari keberkahan.

1. Niat yang Lurus dan Jelas

Segala sesuatu dimulai dari niat. Dalam ta’aruf, niat bukan untuk coba-coba, bermain hati, atau sekadar ingin tahu. Niatkan proses ini hanya untuk mencari pasangan halal dan membangun keluarga sakinah. Allah akan memudahkan urusan siapa pun yang memurnikan niatnya.

"Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya…" (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan niat yang benar, maka proses ta’aruf menjadi ibadah, bukan sekadar interaksi antar lawan jenis.

2. Tidak Boleh Berkhalwat

Khalwat adalah berduaan antara pria dan wanita tanpa mahram dalam ruang privat atau situasi tertutup. Dalam ta’aruf, prinsip ini harus dijaga dengan tegas.

Kitanikah.co.id menyediakan sistem percakapan terbatas dan pendampingan agar interaksi tetap dalam koridor syar’i. Jika pertemuan fisik diperlukan, maka harus melibatkan mahram, wali, atau pendamping ta’aruf.

Nabi SAW bersabda: "Jangan sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali disertai mahramnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Menghindari Gombalan, Rayuan, dan Ucapan Romantis

Ta’aruf adalah perkenalan yang terfokus pada karakter, visi hidup, dan kesiapan menikah, bukan untuk menggoda atau membangun kedekatan emosional sebelum waktunya. Maka hindari:

  • Panggilan mesra
  • Gombalan
  • Kalimat yang menggiring perasaan

Gantilah dengan pertanyaan bermakna seperti:

  • Apa tujuan pernikahan menurutmu?
  • Apa peran suami/istri yang kamu pahami?
  • Bagaimana kamu menyelesaikan konflik?

4. Menjaga Pandangan dan Hati

Ta’aruf bukan alasan untuk menatap foto berlama-lama, menyimpan gambar lawan jenis, atau membayangkan hal-hal pribadi. Islam mengajarkan untuk menjaga pandangan dan hati, terutama sebelum akad.

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya..." (QS. An-Nur: 30)

Ta’aruf yang diberkahi justru menjaga jarak yang terhormat.

5. Membuka Diri dengan Jujur

Kejujuran adalah kunci utama dalam ta’aruf. Tidak boleh menutupi:

  • Status hubungan
  • Riwayat pernikahan sebelumnya
  • Masalah kesehatan penting
  • Masalah keuangan yang besar

Jujur tidak berarti membuka semua hal pribadi sejak awal. Namun saat proses makin serius, keterbukaan menjadi bentuk tanggung jawab.

6. Melibatkan Wali atau Keluarga

Salah satu adab utama dalam ta’aruf adalah melibatkan wali atau keluarga sejak proses awal atau sejak ta’aruf dirasa cocok. Ini bukan hanya sunnah, tapi juga bentuk penjagaan dan keseriusan.

Bagi perempuan, wali adalah kunci dalam pernikahan. Tidak boleh menikah tanpa seizin atau tanpa keterlibatan wali.

"Perempuan mana saja yang menikah tanpa izin walinya, maka nikahnya batal." (HR. Abu Dawud)

7. Adab Bertanya dan Menjawab

Dalam ta’aruf, kita diperbolehkan bertanya banyak hal penting. Namun harus tetap dijaga:

  • Sopan santun dalam bertanya
  • Tidak menggiring emosi atau memojokkan
  • Tidak membuka aib jika tidak perlu
  • Fokus pada visi hidup, nilai, karakter, dan kesiapan menikah

Pertanyaan yang direkomendasikan:

  • Apa cita-cita dalam keluarga?
  • Bagaimana menyikapi masalah keuangan?
  • Apa peran agama dalam kehidupan sehari-hari?

8. Hindari Interaksi yang Berlarut-Larut

Ta’aruf yang terlalu lama tanpa kepastian bisa menimbulkan fitnah dan menggiring pada hubungan yang tak sehat. Maka penting untuk:

  • Menetapkan batas waktu proses ta’aruf
  • Meminta bantuan pendamping untuk memfasilitasi kesimpulan
  • Segera mengambil keputusan: lanjut ke khitbah atau istikharah untuk mundur

9. Adab Perkenalan Keluarga

Jika ta’aruf berlanjut ke tahap perkenalan keluarga, maka:

  • Lakukan secara sopan dan formal
  • Tidak menginap di rumah calon
  • Tetap menjaga hijab dan batas interaksi
  • Libatkan wali/mahram

Perkenalan keluarga bukan berarti sudah pasti menikah. Maka harus dijaga dari pergaulan yang bisa mencederai niat baik.

10. Rutin Berdoa dan Shalat Istikharah

Hasil ta’aruf bukan hanya hasil logika dan perasaan, tapi juga petunjuk dari Allah. Maka jangan lupa untuk:

  • Berdoa sebelum dan sesudah proses ta’aruf
  • Rutin membaca Al-Qur’an agar hati jernih
  • Melaksanakan shalat istikharah sebelum mengambil keputusan besar

11. Tidak Memaksakan Diri atau Membuat Drama

Jika tidak cocok, maka katakan dengan baik dan penuh adab. Jangan memaksa atau menyudutkan. Setiap orang punya hak untuk memilih dan dipilih. Yang terpenting adalah menjaga akhlak dan menghargai proses.

12. Tunduk pada Bimbingan dan Aturan Syariat

Selama proses ta’aruf, jangan merasa bisa sendiri. Ikuti bimbingan dari pendamping ta’aruf atau pengelola platform seperti Kitanikah.co.id. Kami hadir bukan untuk mengatur, tetapi untuk menjagamu tetap di jalan yang benar.

Penutup

Adab dan etika dalam ta’aruf bukan untuk membatasi, tetapi untuk menjaga. Dengan mengikuti adab Islami, kita sedang memuliakan niat kita sendiri, calon pasangan, dan lembaga pernikahan itu sendiri.

Semoga Allah memberkahi setiap langkahmu dalam mencari pasangan halal, dan menjadikan rumah tanggamu sebagai jalan menuju surga.

Kitanikah.co.id – Bersama Meraih Pernikahan Penuh Berkah.

Rating
0 0

Tidak ada komentar saat ini.

untuk menjadi yang pertama meninggalkan komentar.